Penterjemah : M. Sadat Ismail
Cetakan : Pertama, April 2003
Penerbit : CV. Qalam Yogyakarta
Tebal buku : (X + 451) halaman
Sejak berabad-abad yang lalu orang telah memulai menyembah sesuatu yang
dianggap dapat memberikan keselamatan bagi dirinya. Baik itu alam, roh,
dan ada juga yang tidak kasat mata, ini dinamakan “Tuhan”, ini
merupakan kebudayaan manusia yang diistilahkan sebagai agama. Apakah
tuhan melahirkan agama-agama yang berkembang sampai saat ini, ataukah
agama-agama yang muncul dari tuhan itu sendiri, ataukah manusia yang
menciptakan tuhan dan agama dan terus dipertahankan. Melalui buku One True God resiko sejarah bertuhan satu inilah, Rodney Stark mencoba menguraikan permasalahan tentang Tuhan khususnya Tuhan bagi monoteisme.
Ilmuwan-ilmuwan
sosial banyak mengatakan ketidaksepakatannya terhadap sebuah istilah
Tuhan. Tuhan merupakan hanya halusinasi bagi masyarakat dimana
halusinasi itu membayangi ketakutan-ketakutan manusia dalam menjalani
pelbagai kehidupan. Tetapi dalam konteks sejarah, manusia tidak terlepas
dari hal yang sifatnya religius dalam mengisi kehidupan sosialnya.
Monoteisme merupakan agama yang bertuhan satu memiliki perjalanan yang
sangat panjang dalam sejarah manusia. Tidak bisa dipungkiri bahwa agama
monoteisme sejak kemunculannya seperti Yahudi, Kristen, dan Islam tetap
bertahan sampai sekarang. Dari sini kemudian muncul pernyataan bahwa
agama monoteisme bisa bertahan di proses kehidupan, hal yang berbeda
dengan agama-agama yang mempunyai banyak tuhan yang dengan segeranya
mati seiring dengan tenggelamnya pula jaman yang menggandeng agama
tersebut. Contohlah Dewa-dewa yunani yang mulai musnah ketika muncul
pemikiran-pemikiran baru dari para filsuf yang konteks berpikirnya
kosmos.
Buku ini layak dibaca oleh mahasiswa,
akademisi, praktisi keagamaan bahkan masyarakat umum yang sadar akan
arti pentingnya kehidupan beragama mampu membawa ke arah perdamaian.
Pembahasan yang bersifat eksploratif dari penulis mampu membawa pembaca
menelusuri sejarah agama monoteisme yang sampai sekarang mampu bertahan
di tengah arus modernisasi ilmiah. Melalui khususnya di Indonesia, buku
ini bisa dijadikan pembaca sebagai kesadaran historis sosial dalam
mengahadapi banyaknya konflik yang mengatasnamakan agama. Buku ini juga
mampu menumbuhkan persfektif dalam menjawab persoalan keagamaan di dunia
saat ini. Buku ini menghadirkan suatu kesadaran yang baru tentang
bagaimana memandang sebuah agama dalam ranah sosial ditengah langkanya
tulisan agama yang kritis terhadap konteks historisnya, sedangkan banyak
permasalahan agama yang belum mampu dijawab. Sehingga buku ini dapat
dijadikan suatu bacaan yang sifatnya reflektif dalam menjawab persoalan
keagamaan. Hanya saja dalam membaca buku ini pembaca harus memiliki
kesadaran kritis, karena buku ini tidak menawarkan jawaban-jawaban
persoalan agama. Buku ini hanya menjelaskan historis sosial agama secara
eksploratif kritis. Pembaca diharapkan mampu memberikan solusi melalui
persfektif sendiri yang dapat dimunculkan atas permasalahan dari bacaan
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar