Rabu, 31 Juli 2013

Melawan Fundamentalisme Agama, Menegakkan Hak Reproduksi dan Seksual Perempuan





Referensi
Melawan Fundamentalisme Agama, Menegakkan Hak Reproduksi dan Seksual Perempuan

3 Agustus 2009

Judul Buku : Surfacing: Selected Papers on Religious Fundamentalisms
and Their Impact on Women’s Sexual and Reproductive Rights
Penulis : Kalpana Kannabiran, et.al
Penerbit : Asian-Pacific and Research Centre for Women (ARROW)
Tahun Terbit : 2008
Tebal : 75 halaman
ISBN : 978-983-44234-0-7

Buku yang merupakan kumpulan paper ini sangat layak dibaca banyak kalangan, termasuk pemerintah, kalangan agama dan tentunya mereka yang peduli terhadap isu hak dan kesehatan reproduksi dan seksual perempuan. Istilah fundamentalisme agama sendiri yang menjadi judul buku ini sebenarnya masih menjadi terminologi yang diperdebatkan termasuk oleh aktifis hak-hak perempuan. Buku ini hasil -simposium Asia Pasifik ke-4, konferensi hak-hak dan kesehatan reproduksi dan seksual yang diselenggarakan tahun 2007. Ketua Simposium, Michael Tan, memperkenalkan istilah “religious exceptionalism” sebagai alternatif istilah lainnya. Namun, para penulis paper sendiri masih menggunakan istilah fundamentalisme agama yang kemudian mengilhami judul buku ini.

Mayoritas penulis sepakat tentang dampak buruk fundamentalisme agama bagi perempuan kaitannya dengan kesehatan seksual dan hak-hak reproduksi mereka. Betapa tidak, tubuh perempuan selalu dikaitkan dengan kemurnian dan pemurnian agama sehingga atas nama agama seolah-olah kelompok agama mempunyai lisensi untuk mengontrol seksualitas dan hak-hak reproduksi perempuan. Tubuh perempuan digunakan untuk menjadi landasan bagi pengambilan kebijakan dan tindakan pilitik, dan bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan dan memperluas kontrol sosial. Kebijakan berdasarkan moralitas atas nama agama, para agamawan justeru seringkali mendiskriminasi, memarjinalisasi dan melahirkan tindak kekerasan dan pengabaian hak atas hak-hak dan kesehatan reproduksi perempuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar